Aku sengaja mengintip suasana Depok di malam hari. Jembatan penyebrangan yang menguhubungkan tepian terminal dengan Ramayana, kelihatannya sudah beralih fungsi menjadi pilihan yang tepat untuk memotret suasana lebih leluasa. Depok terlihat sebagai kota metropolis, yang terus bergeliat mempercantik diri, dengan segala kelebihan yang dimilikinya.
terdepan dalam menyuarakan kebenaran dan mengikut sertakan seluruh elemen masyarakat yg ada serta mengerahkan & mengarahkan seluruh potensi yg dimilikinya untuk Depok yg lebih baik
Aku ingin tetap Sekolah
Aku sengaja mengintip suasana Depok di malam hari. Jembatan penyebrangan yang menguhubungkan tepian terminal dengan Ramayana, kelihatannya sudah beralih fungsi menjadi pilihan yang tepat untuk memotret suasana lebih leluasa. Depok terlihat sebagai kota metropolis, yang terus bergeliat mempercantik diri, dengan segala kelebihan yang dimilikinya.
Senyuman Terindah
Anak-anak yang lucu dan manis, sejatinya terlahir dari rahim yang dipupuk dan disemai dengan ramuan cinta kasih. Walau tidak jarang mereka lahir dari faktor keterpaksaan atau bahkan tumbuh dan besar dalam balutan dusta dan dosa.
“Rindu Kami Pada-Mu Ya Rasulullah”
Setiap pribadi muslim, pada umumnya hapal sebuah hadist yang berbunyi : “ Innamaa bu’istu Li utaamima makarimal ahlaq – sesungguhnya Aku (Muhammad SAW) diutus untuk menyempurnakan ahlaq “.
Dengan hadist ini, diharapkan pula bahwa setiap muslim, adalah tipikal manusia yang sangat obsesif untuk menumpahkan kerinduannya kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sangat bersahaja, fathonah (cerdas, genius), amanah (commited, jujur), komunikatif (tabligh), dan siddiq (tidak pernah berbohong).
Alangkah luhurnya pribadi Rasulullah, wajahnya yang bercahaya, tutur katanya yang lemah lembut, menyejukkan, dihatinya terbuka jiwa pemaaf yang luar biasa dan senantiasa tersungging senyum dibibirnya.
Bicaralah Dengan Nurani (Sebuah Catatan Untoek Depok Yang Lebih Baik
Apa yang dibicarakan tidak selalu apa yang terjadi dilapangan, bahkan seringkali jauh dari kondisi sesungguhnya. Demi kepentingan-kepentingan “profesinya” mereka merasa harus bicara. Banyak sudut pandang dan kepentingan yang membungkus muatan pembicaraan. Yang pasti pembicaraan mereka akan menjadi opini masyarakat, kemudian terjadi pembenaran dan kemudian menjadi sikap masyarakat. Dan akhirnya bertindaklah masyarakat atas apa yang didengarnya dan atas apa yang diyakininya. Ketika suara itu datang dari orang-orang yang dianggap merepresentasikan kepentingannya, maka ia akan dianggap sebagai sebuah kebenaran yang harus ditaati. Tapi jika suara itu datang dari orang-orang yang dianggap kelompok lawannya, maka ia akan dianggap sebagai sebuah kesalahan yang menurutnya harus ditentang.
Penunjuk Waktu yang Membisu
Keramaian Kota Depok tampak semakin surut. Kemacetan kendaraan sedikit demi sedikit berlalu dari pandanganku. Sementara aku masih terpaku di halte angkot tempat dimana aku setiap hari menunggu angkutan kota yag setia megantarku pulang dan pergi dari Bojong Gede ke ITC Depok. Sementara gerimis seolah setia menemaniku. Sayup-sayup terdengar suara tape recorder dari balik gerobak rokok samping halte yang baru saja menutup daganganya, menyanyikan tembang kenangan.
PEMBOHONG
Memilih Walikota dan Wakil Walikota
Belajar dari Umar bin Abdul Aziz (sebuah catatan untuk calon pemimpin depok)
SYUKUR
Syukur mencakup kesadaran, keadaan dan perbuatan. Syukur merupakan kesadaran bahwa kenikmatan itu berasal dari Sang Pemberi Kenikmatan, yaitu Allah. Syukur juga merupakan keadaan rasa gembira, disebabkan mendapatkan kenikmatan tersebut. Syukur juga merupakan perbuatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan agar dicintai oleh Allah. Perbuatan tersebut mencakup berbuat kebajikan dan merahasiakannya, mengucapkan kesyukuran kepada Allah dengan mengucapkan puji-pujian kepada Alahh dan menggunakan kenikmatan yang diterimanya itu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah serta menjaga kenikmatan tersebut untuk tidak dipergunakan maksiat.
JaNjI SeTiA
Saya belajar sungguh-sungguh untuk menjadi “filsup abad kegelapan” –sebagaimana manusia-manusia tercinta menunjukkan misteri judul diri ini pada saya--. Ada dua kemungkinan judul diri ini dinisbatkan pada saya; (1) saya belajar berfilsafat dalam kegelapan pemikiran dan renungan filsafat masyarakat kita; (2) akibat saya berfilsafat menjadikan muram wajah ceria masyarakat kita. Mana yang bebar ? I don’t know. Tapi karena saya harus bertanggungjawab -- terutama pada kemungkinan mempertanggungjawabkan diri sendiri-- , saya harus punya alasan atas kebenaran keberadaannya.