Dalam berbagai forum pelatihan Kurikulum 2013 (K13) selalu ditekankan
bahwa kurikulum ini berbeda dari kurikulum sebelumnya. Para trainer yang
mewakili pemerintah tersebut seakan menunjukkan bahkan K13 berbeda
sama sekali dari KBK dan KTSP. Padahal dalam banyak, bahkan sangat
banyak hal, ketiganya memiliki banyak kesamaan. Bahkan beberapa hal yang
dinyatakan sebagai pembeda dari kurikulum sebelumnya sesungguhnya hanya
penegasan saja.
1. Pendekatan Pembelajaran
Ditekankannya pendekatan scientific diklaim sebagai ciri khas
K13, padahal perubahan sebenarnya hanya dari segi istilah dan
langkah-langkah teknisnya saja. Hal ini dikarenakan KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
sejak awal menekankan pendekatan inquiry, yang pada hakekatnya tidak berbeda secara signifikan dari pendekatan scientific. Melalui proses inquiry
siswa melakukan proses pembelajaran berdasarkan pengamatan, pengalaman,
diskusi, yang bermuara pada penyimpulan, yang tahapannya persis sama
dengan pendekatan yang diistilahkan dengan pendekatan scientific.
2. Perubahan Paradigma
K13 menekankan perubahan paradigma pembelajaran dari berpusat pada guru (teacher centered)
menjadi berpusat pada siswa. Klaim ini dalam berbagai forum pelatihan
merupakan salah satu bentuk manipulasi informasi, seakan-akan tidak ada
dalam KBK dan KTSP. Padahal penekanan atas perlunya perubahan paradigma
sejak awal merupakan aspek yang paling ditekankan dalam KBK dan KTSP.
Perubahan paradigma seperti itu bahkan selalu menjadi materi pertama
dalam pelatihan KBK dan KTSP.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran K13 dicontohkan seolah berbeda dari KBK dan KTSP, di
mana proses pembelajaran tidak dilakukan dengan berbasis guru,
melainkan melalui pendekatan yang disebut scientific tersebut.
Padahal dalam praktiknya, seluruh metode pembelajaran yang selama ini
dituntut digunakan dalam KBK dan KTSP tetap digunakan dalam K13. Metode
pembelajaran K13 sama sekali tidak berbeda dari kurikulum sebelumnya.
4. Pembelajaran Tematik
Perbedaan paling jelas dari K13 dari KBK dan KTSP adalah pada
digunakannya pendekatan tematik. Kalau ada bagian yang dipandang berbeda
mungkin di sinilah letak perbedaan K13 dari KBK dan KTSP. Di jenjang
sekolah dasar, pembelajaran tematik K13 diberlakukan pada seluruh
tingkatan kelas, sementara sebelumnya hanya diterapkan di kelas bawah
(kelas 1-3). Hanya saja, berdasarkan buku-buku yang diterbitkan oleh
pemerintah, struktur materi pelajaran (sub tema) mulai kelas IV ke atas
tidak lebih dari kliping materi pelajaran yang berlaku dalam KBK dan
KTSP, sekedar untuk menyamarkan mata pelajaran ke dalam tema-tema yang
telah ditentukan. Dengan kata lain, substansi pembelajaran pada K13
sebenarnya tidak berbeda dari sebelumnya, sebab yang berbeda hanya dalam
penempatannya.
5. Penilaian
Penilaian dalam pendekatan scientific yang sebelumnya menggunakan
penilaian autentik diubah menjadi penilaian berdasarkan beberapa
Kompetensi, yaitu K1, K2, K3 dan K4. Substansi penilaian tersebut pada
prinsipnya tidak berbeda, alias sama dengan KBK dan KTSP. Penilaian dengan menggunakan rubrik penilaian sudah
ditekankan dalam KBK dan KTSP, sekalipun karena berbagai kerumitan yang
dihadapi dalam praktik, akhirnya disederhakan dengan berbagai varian.
Penilaian dalam K13 justeru tidak konsisten, sebab setiap kompetensi (K1-K4) belum tentu relevan dengan semua tema yang dipelajari.
6. Pengembangan Kompetensi
Perbedaan mendasar K13 dari KBK dan KTSP juga diklaim berdasarkan
pengembangan kompetensi yang sebelumnya berbasis mata pelajaran menjadi
didasarkan kada Kurikulum Inti (KI). Faktanya, buku-buku pelajaran K13
tidak demikian. KD pembelajaran masih berdasarkan mata pelajaran. Hal
ini dapat dicermati dari sub tema yang dikembangkan dalam buku-buku K13
persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi sebenarnya bahkan
pemaksaan materi pelajaran (sub tema) dengan tema yang telah ditetapkan,
padahal sub tema tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada
kelas 1, kompetensi yang dikembangkan dalam tema dan subtema mungkin
masih relevan dalam banyak hal, tetapi tidak selalu demikian untuk kelas
IV. Sebagai misal, materi Kenampakan Alam (IPS) disambungkan dengan
Garis Bilangan (Matematika) yang berdasarkan buku terbitan pemerintah
jelas tidak jelas relevansinya. Kalaupun relevan, belum tentu setiap
guru mampu mengkaitkan keduanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar